Terima kasih SBY, terima kaih Bidik Misi


CERITA ANAK BIDIK MISI
Ketika aku duduk di bangku SMA, aku bermimpi untuk bisa kuliah. entah di Universitas Manapun yang penting bisa kuliah aku tidak mempertimbangkan kuliatas Universitasnya, mengingat keluargaku tergolong keluarga yang tidak mampu yang tinggal didaerah pelosok kampung didesa Lebah sempaga lombok barat, Ayahku kini usianya masuk 70 tahun ,  dan aku anak ke-10 dari 10 bersaudara yang merupakan harapan terakhir  dari keluargaku untuk bisa memperbaiki kehidupan keluarga. bagaimana tidak, hampir seluruh kakak ku hanya lulusan SD bahkan ada yang tidak tamat SD. yang mereka terseok-seok mencari kerja sampai ke malaysia. dulu aku berfikir "kuliah?" mungkin itu hanya mimpi, karna bisa sampai SMA saja  itu sudah dianggap berpendidikan tinggi dimata masyarakat di kampungku. terlebih aku pernah berhenti setahun setelah  lulus SD karna tidak ada biaya untuk melanjutkan ke-SMP. sehingga aku harus mecari uang  berjualan cilok. untuk meringankan bebean keluarga. 
Akan tetapi tahun 2005 tingkat  SMP sudah bebas biaya karna program wajib belajar 9 tahun dari presiden SBY pada periode Pertama,  akupun tidak membuang kesempatan itu untuk bisa menigkmati pendidikan lagi meski sering jalan kaki sejauh 3KM. Di SMP aku memiliki prestasi yang cukup bagus meskipun bersaing dengan anak-anak orang mampu,  selalu menjadi langganan juara Umum bahkan menjadi ketua Pramuka dan ketua OSIS  di SMPN 3 Narmada, dan juga sering menjuarai even-even ditingkat kabupaten bahkan provinsi bersama pramuka.  aku begitu semangat karna aku berfikir mungkin ini pendidikan tertinggi ku yang harus ku nikmati. lulus dari  SMP tahun 2008 aku berharap bisa maju ke SMA.  lagi lagi biaya menjadi kendala, tapi dorongan motivasi dan guru-guru SMP-ku menyarankan saya untuk mau berjuang ke tingkat SMA .  
Alhamdulillah aku di terima di SMA favorit SMAN 1 Narmada dengan menggunakan surat keterangan tidak mampu ( SKTM) sehingga bebas biaya . dan itu merupakan satu satunya SMA negri di kecamatan narmada pada masa itu.     SMA yang terletak kurang lebih 12 KM dari desa ku. sehingga tidak mungkin untuk bisa bolak balik. untungnya aku diterima numpang di sebuah keluarga yang baik hati terletak 1KM dari sekolah dan jalan kaki lagi. di SMA-pun aku masuk kelas unggulan dan bisa tembus 3 besar. serta aktive 7 eksta sekolah sekaligus dan menjadi ketua di 2 ekstra ( semangat/ hiver aktive?,, entahlah.. ).   
2011 adalah tahun yang berkesan dalam hidup ku. Bagaimana tidak. Tahun tersebut adalah tahun kelulusan ku di SMA. Selesai sudah pendidikan ku. Mimpi kuliah mugkuin harus ku kubur. bulan juni aku dinyatakan lulus jalur undangan di Brwijaya. Satu  satunya yang diterima di universitas besar sekelas brawijya dari SMA ku lewat jalur undangan. Bukan berarti aku senang karna  Universitas Brawijaya adalah universitas luar daerah yang tergolong elit. smentara keluarga ku tidak punya uang. Bahkan orang tua ku menyarankan untuk  berhenti sekolah dan  bekerja dulu mencari uang untuk kuliah nanti. Dalam setiap sujud dan doa ku, aku selalu meneteskan air mata. Mengharap keajaiban untuk bias kuliah. “ ya Allah bukankah menuntut ilmu Enkau wajibkan untuk umat Islam” Dengan tekat yang kuat aku berkata kepada ayah  “ izinkan saya kuliah pasti ada jalan” Ayahku berusaha mencari pinjaman kesana kemari tapi tidak dapat.  akhirnya ayahku memberikn aku uang sebesar 30 ribu. Hanya itu uang yang di pegang " maafkan ayah". Uang 30ribu hanya cukup sampai kota mataram bukan kota malang. H-3 pendaftranaan ulang aku ke  SMA untuk mengambil legisir kelulusan , sampai di SMA aku tidak menyaka ternyata guru-guru SMA-ku uluran untuk membiayai perjalan ku ke kota malang. Mereka berharap anak didiknya bisa kuliah.  Alhamdulillah terkumpul 1 juta rupiah. Suasana haru terlihat dari raut wajah mereka  tetesan air mata tak tertahan lagi “ kamu harus berjuang, kamu harus merubah keluarga mu, bawa nama baik Sekolah di sana, nanti cari beasiswa di sana” itulah nasihat dari guru-guruku. Yang mereka memang sangat baik pada ku dari dulu.

Dengan keyakinan dan semangat yang kuat aku berjalan sendirian ke kota yang tidak aku tau seperti apa tidak tau dimana. Dan inilah perjalan luar pulau ku yang pertama dan seorang diri,  entah disana  mau ketemu siapa, tinggal diman , . " Di mana ada kemauan di isitu ada jalan”. rencananya aku mau kuliah sambil kerja disana.  di kota malang aku bertemu dengan almumni SMAku dan tinggal sementara di kosanya. Saat daftar ulang aku masuk golongan ke-7 ( bebas SPP) karna brawijaya menerapkan SPP progresif. Dan disarankan mendaftar bidik misi ( calon bidik misi).

Alahmdulillah kini tampa terasa aku sudah berada di Brawijaya dan bisa bertahan sampai semester-7, universitas ternama, yang anak orang kayapun belum tentu diterima. Tapi berkat Bidik misi aku bisa menikmati kuliah dengan semangat tinggi. hingga semester-7 ini. IPK ku tidak pernah dibawah 3.5. dengan rata rata 3.6. dan saat ini menjabat sebagai DPM di FPIK, aktive di PKM dan PMW. Terima kasih Bidik misi. Terima kasih Presiden SBY. Engkau telah mujudkan mimpiku. Semoga kita bisa bertemu.


 Eri Sahabudin

Share this: